EPUBLIKA.CO.ID KAIRO -- Pasukan khusus Libya menyerbu perkemahan para demonstran yang telah dua hari berada di kota Benghazi, kota terbesar kedua negara itu.Puluhan orang diperkirakan tewas dalam aksi itu.
“Pembersihan daerah perkemahan para demonstran tersebut, dilakukan sabtu dini hari (19/2),” kata saksimata. Dari kelompok Hak Asasi Manusia memperkirakan 84 orang tewas, dalam aksi kekerasan untuk menumpas demonstran disaat demonstrasi besar-besaran.
Jaringan internet Libya pun telah terputus sejak pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Tujuannya untuk memutus informasi bagi warga Libya dari informasi dan berita, tentang gelombang protes demonstran anti-pemerintah. Kemudian pukul 5:00 pagi harinya pasukan khusus menyerang ratusan demonstran yang berkemah di depan gedung pengadilan di kota timur Benghazi.
"Mereka menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa di tenda-tenda dan kemudian membersihkan wilayah tersebut. Akhirnya banyak dari mereka yang melarikan diri bahkan beberapa ada yang tewas dan terluka," kata salah seorang pengunjuk rasa melalui telepon dari Benghazi. "Kita semua takut bila terjadi sesuatu yang besar di Benghazi hari ini."
Ribuan demonstran menyerukan untuk menurunkan Moammar Khadhafi, pemimpin Libya yang telah berkuasa selama 42 tahun terakhir, demontrasi muncul terutama dari di kota diwilayah timur Libya. Bahkan demonstrasi mereka lebih ke arah brutal, karena telah ditekan dan disusupi milisi bersenjata dan pasukan-pasukan elit.
Organisasi Pengawasan Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York memperkirakan 84 orang telah tewas di sebelah timur Libya selama tiga hari terakhir, berdasarkan laporan dari rumah sakit dan saksi. "Pihak berwenang Libya harus segera mengakhiri serangan terhadap para pengunjuk rasa damai dan melindungi mereka dari kelompok-kelompok bersenjata pro-pemerintah," kata organisasi HAM tersebut.
Penduduk di Benghazi, disekitar aksi demonstrasi tersebut, mengatakan hanya beberapa jam sebelum serangan ke perkemahan demonstran, seketika itu suasana menjadi gaduh ketika para demonstran membakar kantor polisi, gedung-gedung pemerintah dan mengambil alih stasiun radio lokal. Mereka telah mendirikan tenda-tenda di jalan di depan gedung pengadilan kota, menghadap ke laut.
Dokter di Benghazi mengatakan pada hari jumat (18/2) ada 35 mayat yang telah dibawa ke rumah sakit, menyusul serangan oleh pasukan keamanan yang didukung oleh milisi, dan lebih dari selusin terbunuh sehari sebelumnya. Setidaknya lima kota di timur Libya telah beberapa hari terakhir mengalami protes dan bentrokan.
“Pembersihan daerah perkemahan para demonstran tersebut, dilakukan sabtu dini hari (19/2),” kata saksimata. Dari kelompok Hak Asasi Manusia memperkirakan 84 orang tewas, dalam aksi kekerasan untuk menumpas demonstran disaat demonstrasi besar-besaran.
Jaringan internet Libya pun telah terputus sejak pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Tujuannya untuk memutus informasi bagi warga Libya dari informasi dan berita, tentang gelombang protes demonstran anti-pemerintah. Kemudian pukul 5:00 pagi harinya pasukan khusus menyerang ratusan demonstran yang berkemah di depan gedung pengadilan di kota timur Benghazi.
"Mereka menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa di tenda-tenda dan kemudian membersihkan wilayah tersebut. Akhirnya banyak dari mereka yang melarikan diri bahkan beberapa ada yang tewas dan terluka," kata salah seorang pengunjuk rasa melalui telepon dari Benghazi. "Kita semua takut bila terjadi sesuatu yang besar di Benghazi hari ini."
Ribuan demonstran menyerukan untuk menurunkan Moammar Khadhafi, pemimpin Libya yang telah berkuasa selama 42 tahun terakhir, demontrasi muncul terutama dari di kota diwilayah timur Libya. Bahkan demonstrasi mereka lebih ke arah brutal, karena telah ditekan dan disusupi milisi bersenjata dan pasukan-pasukan elit.
Organisasi Pengawasan Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York memperkirakan 84 orang telah tewas di sebelah timur Libya selama tiga hari terakhir, berdasarkan laporan dari rumah sakit dan saksi. "Pihak berwenang Libya harus segera mengakhiri serangan terhadap para pengunjuk rasa damai dan melindungi mereka dari kelompok-kelompok bersenjata pro-pemerintah," kata organisasi HAM tersebut.
Penduduk di Benghazi, disekitar aksi demonstrasi tersebut, mengatakan hanya beberapa jam sebelum serangan ke perkemahan demonstran, seketika itu suasana menjadi gaduh ketika para demonstran membakar kantor polisi, gedung-gedung pemerintah dan mengambil alih stasiun radio lokal. Mereka telah mendirikan tenda-tenda di jalan di depan gedung pengadilan kota, menghadap ke laut.
Dokter di Benghazi mengatakan pada hari jumat (18/2) ada 35 mayat yang telah dibawa ke rumah sakit, menyusul serangan oleh pasukan keamanan yang didukung oleh milisi, dan lebih dari selusin terbunuh sehari sebelumnya. Setidaknya lima kota di timur Libya telah beberapa hari terakhir mengalami protes dan bentrokan.
Sumber: antara
0 komentar:
Posting Komentar